Membuka Pintu Menuju Rhido Allah

Memahami jalan menuju Allah merupakan kewajiban setiap muslim. Kenapa? Karena dengan memahami jalan tersebut akan dapat membimbing dan mempertebalkan keyakinan (iman) seseorang pada Allah. Sebagai seorang muslim, pasti akan bertanya sejauh mana bobot atau kadar keyakinan (iman) yang ia miliki, sebab kadar keyakinan itulah akan mengantar seseorang untuk menuju Allah.

Menumbuhkan keyakinan pada Allah dengan segala prosesnya membutuhkan pemahaman mendalam, dimana masing-masing orang berbeda satu sama lain tergantung seberapa luas pemahaman yang diberikan Allah kepadanya. Perlu disadari, walaupun berbeda tetapi pada hakekatnya adalah sama, dimana setiap orang yang bertuhan pada Allah pasti ia akan berusaha memahami bagaimana jalan yang sedang dan akan ia tempuh untuk menuju Allah itu.

Dalam buku sederhana ini kami (penyusun) berusaha memberikan gambaran singkat tentang hal tersebut. Kupasan ini tentu saja tidak semua dapat dilukiskan secara sempurna, sebab pengetahuan kami tentang hal ini sangat amat terbatas, lagi pula tidak semuanya dapat dijangkau oleh hati dan pikiran. Namun demikian dengan bermodal sedikit pengetahuan lewat buku-buku tasawuf dan sumbangan pengalaman yang pernah dialami oleh teman-teman, kiranya layak bila pengetahuan dan pengalaman tadi ditulis dan disumbangkan kepada orang lain. Baginda Rasulullah SAW pernah berpesan: “Sampaikanlah olehmu walaupun satu ayat”. Dari pesan Rasulullah ini dapat dicermati, bahwa jika kita punya sedikit pengetahuan dan pengalaman keagamaan, maka wajib disampaikan kepada orang lain. Dan ini merupakan “ayat-ayat” yang amat berharga sekali untuk membekali dan memperluas cakrawala keagamaan kita. Andaikan mungkin ada beberapa hal yang tidak sejalan dan sepaham tentang isi dan makna yang berkenaan dengan itu, tetapi paling tidak dapat dijadikan pertimbangan dan perbandingan untuk memperoleh dan merumuskan pemahaman yang lebih lengkap dan sempurna.

Adalah merupakan kewajiban kita semua untuk “Fastabiqul Khoirat” (berlomba-lomba dalam kebaikan) dan saling bertukar pengalaman, selama pengalaman itu tidak bertentangan dengan akidah yang kita yakini. Mungkin dengan cara itu salah satu jalan Allah akan memberikan pentujuk dan rahmat. Untuk itu, maka kami pun mencoba untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan, sebab mana tahu para pembaca menemukan kecocokan sehingga menjadi panduan untuk memahami jalan menuju Allah. Dan jika pun tidak, anggap saja apa yang dituangkan dalam tulisan ini sebagai hasanah pengetahuan keislaman. Lingkup bahasan buku ini sangat singkat dan hanya terdiri dari 8 topik bahasan. Pembahasan awal dimulai dengan “Mukaddimah” sederhana untuk memberikan pandangan sekilas tentang cakupan isi yang terkandung dalam buku kecil ini. Kemudian dilanjutkan kepada pembahasan kedua, yaitu mengajak pembaca untuk mengenali dan memahami “Tingkat Keyakinan Dalam Menuju Allah”. Golongan awam tentu saja berbeda tingkat keyakinannya dengan golongan menengah (Ulama dan Auliya), terlebih lagi bila dibandingankan dengan golongan elite (Nabi dan Rasul). Berbagai tingkatan ini perlu kita ketahui, sebab dari sekelumit pengetahuan tentang hal ini kita akan mengerti dan 'tahu diri' posisi dan derajat keyakinan yang kita miliki. Bagian ketiga diikuti pembahasan mengenai “Beberapa Golongan Hamba Allah Dalam Menuju Allah”. Dalam menuju Allah secara kodrati manusia terdiri dari berbagai tingkatan antara tingkatan yang satu dengan yang lainnya memiliki ciri khas dan kedudukan yang berbeda, sehingga tingkat pemahamannya dalam menuju Allah pun berbeda pula. Namun untuk menapak dari satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi diperlukan proses belajar dan pengalaman yang mendalam.

Pada bagian keempat mengetengahkan sekelumit pembahasan tentang “Hijab”. Dalam proses jalan menuju Allah, seseorang harus memahami 'hijab', karena dari pemahaman ini akan dapat membedakan antara pengetahuan alam nyata (dhohir) dengan pengetahuan alam abstrak (ketuhanan). Seseorang harus paham betul apa yang dimaksud dengan 'hijab' itu, bagaimana proses membukanya, serta berbagai macam penghalang dan kendala tentang itu. Selanjutnya bagian kelima membicarakan “Birokrasi Menuju Allah”. Jenjang menuju Allah secara sederhana dapat dilakukan dengan tiga jalan, yaitu jalan golongan awam, jalan golongan khusus dan jalan golongan istimewa. Masing-masing jalan yang ditempuh menggunakan berbagai metode tergantung pada kecenderungan jiwa masing-masing. Meskipun ketiga metode itu nampak berbeda, namun hakekat tujuannya adalah sama, yaitu untuk mencapai kekhadirat Allah Yang Maha Kuasa. Setelah mengetahui tentang birokrasi menuju Allah, maka kita perlu melengkapi pemahaman tentang “Kekosongan”. Topik ini disajikan secara ringkas pada bagian keenam. Untuk menuju Allah (masuk ke alam ketuhanan) seseorang harus mempunyai niat yang bulat karena Allah dan melepaskan pribadinya dari segala sesuatu yang mempengaruhi eksistensi dirinya. Mengosongkan diri merupakan satu-satunya jalan yang harus dilalui, tanpa jalan itu amat mustahil seseorang mencapai (masuk) ke alam ketuhanan.


Di samping itu kita perlu dilengkapi dengan pengetahuan tentang “Medan Magnit”. Topik ini disajikan pada bagian ketujuh. Pengetahuan tentang medan magnit akan menjadi modal untuk mengetahui sejauhmana pengaruh aspek dhohir dan bathin baik yang dimiliki oleh orang lain maupun diri sendiri. Kita perlu mengetahui kadar magnit yang dimiliki oleh masing-masing orang, agar kita dapat mengukur kadar magnit yang kita miliki. Kemudian kita juga harus mempersiapkan diri bagaimana berusaha memiliki medan magnit agar eksistensi diri menjadi sempurna secara lahir maupun bathin. Selanjutnya bagian terakhir (kedelapan) mengetengahkan topik “Jiwa Dan Alam Semesta”. Topik ini diharapkan para pembaca bisa mengerti bagaimana semestinya menempatkan jiwa dalam kehidupan alam semesta. Jiwa yang terbelenggu oleh alam akan membuat jiwa menjadi kerdil dan gampang putus asa. Sebaliknya jiwa yang bebas tidak terbelenggu oleh situasi dan kondisi alam akan membuat jiwa menjadi luas sehingga dapat menembus ke ruang-ruang yang tidak terjangkau oleh rasio dan pikiran. Jiwa yang seperti ini yang sangat didambakan sebagai modal utama untuk masuk ke pintu ketuhanan.